Mungkin Kita Salah Sangka
“Katakanlah (Muhammad):
Maukah kalian kuberitahu
Tentang orang-orang yang
paling merugi amalan-amalannya?
(Yaitu) orang-orang yang
tersesat amal mereka di dunia,
Namun mereka sangka bahwa
mereka melakukan perbuatan yang baik.”
(Terjemahan ayat 103-104, Surah al-Kahfi)
***
Begitulah kita manusia.
Terlalu sering tersalah sangka.
Mengira diri hamba yang baik,
ternyata durjana membara dalam diri.
Mengira diri berdiri di jalan keshalihan,
ternyata mendurhaka saja sehari-hari.
Mengira diri bagian “golongan yang selamat”,
ternyata tanpa sadar hidup sebagai “golongan terlaknat”.
Mengira diri sebagai ahli Jannah
dengan jubah, jenggot dan purdah,
ternyata sedang terjungkal-jungkal
dalam jilatan Neraka yang menyala.
Mengira diri sedang membela Sunnah,
ternyata diri inilah menyebab umat benci Sunnah.
Mengira diri meneladan kaum Salaf,
ternyata kitalah sejauh-jauhnya hamba dari jejak Salaf.
Seringkali kita tak tahu malu:
mematut diri layak menerima Rahmat-Nya,
tapi entah apa yang mematutkan diri ini
layak menerima Rahmat penuh Kasih-Nya?
Kita terlalu sering berprasangka baik
dalam episode maksiat yang tak henti.
Mulut dipenuhi ghibah.
Mata melanggani yang haram.
Telinga menyimak maksiat.
Lisan bercakap buruk.
Tangan mengukir dosa.
Hati dipenuhi dengki dan benci.
Lalu dengan semua itu:
Kita “melayakkan” diri untuk dirahmatiNya?
Yang benar saja, wahai diri…
***
Maka di titik itulah:
Betapa diri ini seharusnya
tak putus-putus
melantun istighfar dan taubat.
Tak henti-hentinya memohon pinta:
“Tunjukkan kami jejak jalan yang lurus, ya Rabbana!”
Amin…
Akhukum,
NB:
Donlot “Bahasa Arab itu Gampang!”
di sini: http://ihsanzainuddin.com